Maaf rindu, aku membencimu.

Rindu, kalian pasti pernah rindu.
Sama, aku juga.

Aku pernah rindu. Bahkan, aku sering rindu.

Aku membenci rindu, kalian tanya mengapa?
Karena aku tidak ingin rindu.
Jika rindu tidak dibalas rindu maka akan sakit.
Semua orang tidak mau sakit.
Aku juga.

Lalu rindu bertanya, salahku apa?

Aku menjawab, salahmu adalah selalu datang.
Tanpa diundang.
Walau tanpa balasan, sialnya kau tetap datang.

Lalu aku menjawab lagi, rindu... kamu pembohong.
Kamu bilang kamu rindu, tapi nyatanya kamu acuhkan aku.

Rindu sadarkah kau melukaiku?
Cukup, rindu. Aku sakit.
Jangan sering datang.

Awalnya aku suka rindu.
Tapi belakangan, rindu menyebalkan.
Awalnya setiap rindu, lalu kami bertemu.
Sekarang pun, sama.
Rindu tetap membuat kami bertemu.
Tapi, hanya sebuah pertemuan semu.

Rindu, mau kumaafkan?
Tolong, lain kali bawa dia.
Ya, dia, tentu saja, siapa lagi?
Tolong bawa dia, rindu.
Bawa jiwa dan raganya.
Fikiran, juga hatinya.
Maka, akan kumaafkan rindu.

Terimakasih, Rindu.
Setidaknya kamu selalu membawa raganya padaku.
Meski tidak dengan jiwa, hati dan fikirannya.


Ditemani denting waktu tengah malam, sunyi, haus, dan juga sakit.
Maaf, aku sedih malam ini.
Tapi aku tetap rindu kamu..


With tears,

Mrs. Whatever.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(EX)perience + Review "drg. Gigi recommended di daerah Bogor"

About myself

Seandainya dari awal aku tidak mengenalmu.